Bengkulu Tengah, MC Benteng – Penjabat Bupati Bengkulu Tengah Dr. Heriyandi Roni, M.Si., di dampingi Sekretaris Daerah Drs. Rachmat Riyanto, S.T., M.AP  bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Bengkulu Tengah mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) mingguan bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia melalui zoom di Ruang Rapat Bupati (RRB). Senin(09/09/2024) 

Rakor dipimpin oleh Direktur Jendral (Dirjen) Ditjen Bina Pembangunan Daerah Restuardy Daud dan diikuti oleh Pimpinan Lembaga, para Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota se-Indonesia dan segenap undangan lainnya. 

Dalam arahannya Dirjen Bangda  Restuardy Daud menyampaikan bahwa  secara Nasional Alhamdulillah kondisi inflasi baik dan mengalami Deflasi yang cukup signifikan meskipun masih banyak harga bahan pokok belum stabil di setiap Daerah.

"inflasi secara nasional year on year (yoy) 2,12 persen. Angka itu masih dalam koridor target kita yaitu 2,5 plus minus 1 persen,” ujarnya.

Lanjutnya,  inflasi bulan Agustus 2024 ke bulan Juli 2024 mengalami deflasi sebesar 0,03 persen (m-t-m), disebabkan oleh sektor makanan dan minuman. Meskipun inflasi masih berada di zona aman, akan tetapi  masih ada lima daerah di minggu pertama September 2024 yang angka inflasinya masih tinggi. 

 “Terima kasih kepada Kepala Daerah yang terus mengawal Inflasi secara baik dari waktu ke waktu. Kami berharap atensi kepada Kepala Daerah yang inflasi di wilayahnya masih tinggi, itu karena ada kecenderungan kenaikan harga untuk komoditas pangan tertentu. Begitu juga dengan Kepala Daerah yang wilayahnya mengalami deflasi agar mencermati dan me-maintenance dengan  proporsional agar dapat tetap terjaga," jelasnya

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah menjelaskan dalam paparannya bahwa deflasi pada Agustus 2024 disebabkan oleh komponen harga bergejolak yang mengalami deflasi sebesar 1,24 persen dengan andil deflasi sebesar 0,20 persen. Kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) minggu pertama September 2024 di Pulau Jawa terjadi di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, yaitu 0.49 persen, disebabkan oleh beberapa komoditas yakni minyak goreng, cabai merah, dan cabai rawit.

 “Komoditas komponen harga bergejolak yang dominan memberikan andil deflasi adalah bawang merah, daging ayam ras, tomat, dan telur ayam ras. Sedangkan IPH tertinggi di luar Pulau Jawa dan Sumatera terjadi di Kabupaten Paniai dengan nilai perubahan IPH 11,53 persen, disebabkan oleh cabai rawit, daging ayam ras, dan cabai merah,” Pungkasnya

Selanjutnya, Rakor dilanjutkan dengan berbagai papapan dari Lembaga terkait lainnya hingga selesai.Demikian (MC/TIM)

20