Bengkulu Tengah, MC Benteng – Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Kabupaten Bengkulu Tengah menyelenggarakan kegiatan Bulan Bahasa dan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat SMP se-Bengkulu Tengah tahun 2025 dengan tema Bangkit Bersama Lestarikan Bahasa Menuju Indonesia Emas 2045, yang berlangsung di Aula Hotel Tahura, Desa Tanjung Terdana, Kecamatan Pondok Kubang, Senin (20/10/2025).

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Bengkulu Tengah, Eka Nurmeini, S.E., M.Pd., Turut hadir Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bengkulu Tengah, Drs. Tomi Marisi, M.Si., perwakilan Balai Bahasa Provinsi Bengkulu, serta para guru pendamping dan tamu undangan lainnya.

Ketua panitia pelaksana, Adnan Wiliasnah, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan ajang seleksi untuk menjaring perwakilan Kabupaten Bengkulu Tengah menuju tingkat Provinsi Bengkulu.

“Program ini merupakan inisiasi dari Kementerian Pendidikan melalui Balai Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang digelar setiap tahun. Tujuannya untuk melatih dan menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap bahasa serta sastra daerah,” ujar Adnan.

Lebih lanjut, Adnan menjelaskan bahwa kegiatan tahun ini mencakup enam cabang lomba, yakni pidato, puisi, tembang tradisi, menulis cerita, komedi tunggal, dan aksara ulu. Seluruh lomba berfokus pada penggunaan bahasa daerah Rejang dan Lembak sebagai bentuk pelestarian bahasa lokal.

Sebanyak 114 peserta dari seluruh SMP negeri maupun swasta di Bengkulu Tengah ambil bagian dalam kegiatan ini. Para peserta menampilkan kreativitas dan kemampuan berbahasa daerah dengan penuh semangat.

Dalam sambutannya, Eka Nurmaeni menyampaikan apresiasi kepada MGMP dan seluruh pihak yang telah berperan aktif dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut.

“Kegiatan ini bukan hanya sekadar ajang perlombaan, tetapi juga sarana pendidikan karakter dan pelestarian budaya daerah. Bahasa daerah adalah jati diri dan warisan budaya yang harus kita jaga bersama. Melalui Festival Tunas Bahasa Ibu ini, kita menanamkan rasa bangga dan cinta terhadap bahasa daerah kepada generasi muda”

(MC/BDR)

20